A. Judul Resensi : Agen Neptunus
B. Identitas Buku
1.
Judul Buku : Perahu Kertas
2.
Nama Pengarang : Dewi “Dee” Lestari
3.
Nama Penerbit : Bentang Pustaka
4.
Tahun Terbit : 2009
6.
Harga Buku : Rp 48.000,00
C. Sinopsis Buku
Kugy adalah
gadis mungil yang hobi berkhayal. Dia sangat suka menulis dongeng yang bagi
orang lain merupakan hobi yang tak lazim. Belum lagi kegemarannya menulis surat
kepada Dewa Neptunus. Surat tersebut dilipat menjadi perahu kertas dan
dihanyutkan di sungai atau laut. Kugy menganggap dirinya seorang agen Neptunus.
Keenan
digambarkan sebagai sosok yang cerdas. Kesukaannya dibidang melukis tidak
mendapat restu dari ayahnya. Dia justru diarahkan ke bidang bisnis untuk
meneruskan perusahaan ayahnya. Kugy dan Keenan menjalin persahabatan. Mereka
berbagi mimpi dan saling mendukung.
Konflik
mulai muncul di sini. Karena kesalahpahaman, persahabatan Noni dengan Kugy
nyaris dikorbankan. Selain itu, ada saja hal-hal yang menghalangi perasaan
Keenan dan Kugy. Keduanya harus terpisah beberapa waktu. Keenan pergi ke Uhud,
Bali untuk bertemu pak Wayan. Agar dapat belajar melukis disana. Sedangkan Kugy
kembali ke Jakarta untuk mencar pekerjaan. Perasaan berbeda mulai muncul
diantara Kugy dan Keenan. Namun, mereka berdua memilih menyimpan perasaan
tersebut.
Sewaktu di
Bali, Keenan bertemu dengan Ludhe, keponakan dari pak Wayan. Ludhe merasa
tertarik dengn Keenan. Tak lama pun, mereka berdua berpacaran. Tidak jauh beda
dengan Keenan. Sewaktu di Jakarta, Kugy pun ditaksir oleh bosnya. Alhasil
mereka berdua juga berpacaran. Tetapi hati mereka dipertemukan lagi. Keenan
tidak lagi dengan pacarnya, yang bernama Ludhe. Kugy pun tidak bersama
pacarnya, yang bernama Remigius. Cinta mereka akhirnya dipersatukan kembali.
D.Jenis Buku
Buku ini termasuk dalam jenis fiksi.
Karena buku ini termasuk dalam bentuk novel.
E. Kepengarangan
Dewi
Lestari, yang bernama pena Dee. Lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu
Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi Digital (WAP) pada April 2008,
dan kini diterbitkan atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pusaka.
Naskah yang
awalnya ditulis pada 1996 dan sempat mati suri selama 11tahun ini akhirnya
ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel
pertamanya yang bergenre popular. Kecintaan Dee pada format cerbung da komik
drama serial telah menginspirasinya untuk menulis cerita memikat ini.
Kiprah Dee
dalam dunia kepenulisan telah membawanya ke berbagai ajang sastra bergengsi di
dalam maupun di luar negeri. Beberapa prestasi dan penghargaan yang baru-baru
ini diperolenya antara lain : Top Most Outstanding Woman 2009, Top 88 Most
Influential Woman in Indoneia. Nama Dee juga muncul sebagai peringkat pertama
dalam polling nasional.
Perahu
Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova : Ksatria, Puteri, dan
Bintang Jatuh, Supernova : Akar, Supernova : Petir, Filosofi Kopi, dan
Rectoverso. Kini Dee dan keluarga mungilnya menetap di Jakarta.
F. Penilaian
1. Kelebihan :
ü Ada banyak pelajaran yang bias diambil
dari novel ini. Semangat, perjuangan, impian, kejujuran, dan kerja keras adalah
hal yang tak terlewatkan,
ü Novel ini juga bergenre popular, khas gaya tutur anak muda perkotaan,
terutama pada dialog-dialog antar tokohnya.
ü Pembaca dapat merasakan apa yang diceritakan dalam novel tersebut.
Karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak kaku, ringan, santai, dan
pemakaian kata sesuai dengan nilai dan norma yang ada.
ü Dapat dijadikan sebagai inspirasi. Yaitu untuk bertekad keras demi
meraih impian kita.
2. Kekurangan :
ü Pembaca menjadi malas melakukan kegiatan lain, selain membaca novel
tersebut
ü Pembaca menjadi emosional
ü Pembaca menjadi lupa perbedaan dunia nyata dan dunia fiksi
3. Unsur Instrinsik :
ü Tema : Usaha
Menggapai Mimpi
ü Alur Cerita : Maju, ini dibuktikan dari perjalanan
Kuggy dan Keenan untu bersatu dan dapat mencapai impiannya.
ü Penokohan :
· Kuggy : Lucu, pengkhayal, optimis, tertutup.
· Keenan : Pintar, cuek,
optimis, teguh dalam pendirian
· Remi : Setia, bijaksana, penyabar
· Ludhe : Setia, pendiam
ü Amanat : Wujudkanlah
mimpimu dengan selalu usaha, kuat menghadapi cobaan, jangan pernah lari dari
masalah, dan jangan pernah takut untuk bermimpi.
ü Gaya Bahasa : Gaya bahasa
yang digunakan adalah gaya bahasa yang sudah sesuai dengan para penikmat novel,
khususnya para remaja. Adapun gaya bahasanya yaitu : logis, santai, tidak kaku,
tidak menyimpang dari nilai dan norma yang ada.
4. Unsur Ekstrinsik :
ü Nilai social : Mengajarkan kita agar peduli akan
sesama, manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan teman atau
sahabat, manusia tidak dapat menghindar dari suatu masalah.
ü Nilai budaya : Di Indonesa
memiliki banyak suku bangsa, seperti halnya yang diceritakan pada novel ini.
Ada suku dari Sunda, dan Bali. Tetapi mereka tetap menghargai budaya orang
lain, khususnya dalam hal kesenian.
ü Nilai moral : Nilai moral harus
dijaga dengan baik. Seperti halnya mencari teman. Hendaknya kita mencari teman
yang dapat mengajak kita kearah kebaikan.
ü Nilai agama : Di Indonesia
juga mempunyai beranekaragam agama. Di novel ini juga diceritakan berbagai
macam agama, seperti Hindhu dan Islam. Dan hendaknya kita dapat menghargai
orang yang beragama lain.
G. SIMPULAN
Novel ini
sangat baik untuk menjadi bacaan. Ceritanya yang ringan, membuat kita ketagihan
untuk membacanya. Kisahnya pun tidak
jauh beda dengan apa yang dirasakan oleh kaum remaja kebanyakan. Berawal dari
saling mengagumi, bersahabat, saling bertukar pikiran, dan akhirnya mempunyai
rasa yang berbeda. Dan ketika rasa yang berbeda itu muncul, mereka harus
terpisahkan demi perwujudan cita-cita mereka. Tetapi mereka dipertemukan
kembali dengan hal yang unik.
Untuk itu
bagi para pecinta novel wajib untuk membaca novel yang satu ini. Selain dapat
dijadikan inspirasi, novel ini juga mengajarkan kita akan pentingnya arti pertemanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar